Advertisement
KUNINGAN - JOURNALGAMAS.COM,- Pihak SMPN 1 Kramatmulya memberikan klarifikasi resmi menyusul beredarnya informasi di sejumlah platform media sosial yang menyebutkan bahwa kekurangan paket Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis, 16 Oktober 2025, diganti dengan uang tunai sebesar Rp2.500 per siswa. Klarifikasi ini disampaikan untuk meluruskan kesalahpahaman publik agar tidak menimbulkan persepsi keliru terhadap pelaksanaan program pemerintah tersebut.
Dalam pernyataannya, pihak sekolah menegaskan bahwa uang Rp2.500 yang diterima oleh siswa kelas IX bukan merupakan pengganti paket MBG, melainkan bentuk kepedulian spontan dari salah seorang pembina OSIS. Hal itu dilakukan karena merasa prihatin terhadap siswa yang saat itu tidak menerima jatah makan bergizi akibat keterlambatan distribusi paket.
“Benar, pada hari Kamis itu memang terjadi kekurangan pengiriman paket untuk siswa kelas IX. Pembina OSIS merasa kasihan kepada para siswa dan secara spontan memberikan uang Rp2.500 per siswa sebagai bentuk empati, bukan pengganti paket MBG,” jelas Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan sekaligus pengelola Program MBG, Hajar Hermawan Saputra Ranreng, S.Pd.
Hajar menambahkan, inisiatif tersebut muncul spontan setelah pembina OSIS berdiskusi dengan pihak Wakasek Kesiswaan tanpa melalui proses konfirmasi terlebih dahulu kepada kepala sekolah. Dana yang digunakan pun bukan dari alokasi program MBG, melainkan berasal dari infaq Jumat warga sekolah.
“Langkah itu murni spontanitas pribadi sebagai bentuk kepedulian. Tidak ada hubungan dengan pelaksanaan Program MBG yang dikelola pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kramatmulya, Efendi, S.Pd., M.M., menyampaikan bahwa pihaknya memahami tindakan tersebut sebagai bentuk empati terhadap siswa. Meski demikian, sekolah telah melakukan evaluasi agar ke depan setiap langkah serupa dilakukan dengan koordinasi yang lebih baik.
“Kami memahami niat baik guru kami. Namun, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman, ke depan setiap tindakan serupa akan dikonsultasikan terlebih dahulu. Klarifikasi ini penting agar publik memahami konteks sebenarnya dan tidak menilai secara keliru,” ujar Efendi.
Melalui penjelasan resmi ini, pihak sekolah berharap isu yang sempat berkembang di media sosial dapat disikapi secara proporsional. Sekolah juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama yang menyangkut kebijakan publik dan dunia pendidikan.
/Moris


