Advertisement
Secara tahunan (year-on-year), ekonomi Kuningan tumbuh 10,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Capaian ini menempatkan Kuningan sebagai salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di wilayah Ciayumajakuning. Bahkan, dalam Rapat Koordinasi Inflasi Nasional (Senin, 27/10), Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyoroti Kuningan sebagai daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di Pulau Jawa.
Dari sisi pengeluaran, Konsumsi Akhir Rumah Tangga (RT) masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi. Komponen ini menyumbang 6,64 persen pada Triwulan I dan 5,72 persen pada Triwulan II (c-to-c).
Secara tahunan, konsumsi rumah tangga tumbuh 8,73 persen di Triwulan I dan 6,22 persen di Triwulan II. Angka ini menunjukkan daya beli masyarakat yang tetap kuat, ditopang oleh meningkatnya aktivitas perdagangan, perputaran ekonomi lokal, serta stabilnya harga kebutuhan pokok. Meski sedikit melambat, konsumsi masyarakat tetap menjadi fondasi utama ketahanan ekonomi daerah.
Aktivitas investasi yang tercermin melalui Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga menunjukkan tren positif, masing-masing tumbuh 1,91 persen pada Triwulan I dan 2,20 persen pada Triwulan II (c-to-c). Secara tahunan, pertumbuhan investasi meningkat signifikan menjadi 8,15 persen pada Triwulan I dan 10,90 persen pada Triwulan II.
Kondisi ini menggambarkan meningkatnya kepercayaan pelaku usaha dan investor terhadap prospek ekonomi Kuningan. Sektor konstruksi, perdagangan, serta UMKM menjadi penggerak utama, ditunjang proyek pembangunan infrastruktur publik dan geliat industri kecil yang kian ekspansif.
Sementara itu, Konsumsi Akhir Pemerintah masih menunjukkan kontraksi, yakni -0,78 persen pada Triwulan I dan -0,75 persen pada Triwulan II (c-to-c). Secara tahunan, pertumbuhan juga menurun menjadi -9,50 persen di Triwulan I dan 7,64 persen di Triwulan II.
Kondisi ini disebabkan masih terbatasnya realisasi belanja pada awal tahun anggaran. Namun, BPS memprediksi tren tersebut akan membaik di semester kedua seiring percepatan pelaksanaan program strategis daerah.
Kategori “Lainnya”, yang mencakup ekspor netto dan perubahan inventori, juga mencatat performa positif. Pertumbuhannya mencapai 2,00 persen di Triwulan I dan 2,93 persen di Triwulan II (c-to-c). Secara tahunan, lonjakan lebih tajam terjadi dari 26,02 persen menjadi 39,11 persen.
Kinerja ini menandakan peningkatan aktivitas perdagangan luar daerah dan stok barang untuk mendukung produksi dan distribusi ekonomi lokal.
Pertumbuhan ekonomi Kuningan juga didorong oleh Program 100 Hari Kerja Bupati Kuningan yang fokus pada percepatan pemulihan ekonomi. Sejumlah program strategis digulirkan, seperti perbaikan infrastruktur jalan, subsidi pupuk dan benih padi gratis, penebaran bibit ikan, gerakan pangan murah, stabilisasi harga pangan, bantuan bagi PKL, hingga pembukaan lapangan kerja baru.
Langkah-langkah tersebut terbukti mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dan meningkatkan daya beli. Selain itu, penyelesaian tunda bayar juga menjadi faktor pendorong tumbuhnya investasi di daerah.
Menanggapi capaian tersebut, Bupati Kuningan Dian menegaskan bahwa Pemerintah Daerah akan terus mempercepat belanja publik, mendorong investasi rakyat, dan memperkuat sektor riil.
“Kita tidak sedang mengejar statistik, tapi kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi yang sejati adalah ketika rakyatnya tersenyum, bukan hanya grafiknya yang naik,” ujar Bupati Dian dengan penuh semangat.
BPS memperkirakan momentum pertumbuhan ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2025, seiring peningkatan realisasi belanja daerah dan masuknya sejumlah investasi baru ke Kuningan.
/Dedi.J


