Journal Gamas

Label


lisensi

Red
Juli 26, 2025, 18.50 WIB
Last Updated 2025-07-26T11:50:00Z
EkbisHeadline

Swasembada Jagung Dipercepat, Wahyu Puji Peran Aktif Polres Kuningan

Advertisement

KUNINGAN - JOURNALGAMAS.COM,-
Komitmen untuk mewujudkan swasembada pangan nasional terus digelorakan di Kabupaten Kuningan. Sebuah langkah progresif ditunjukkan melalui kolaborasi strategis antara Polres Kuningan dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, yang berhasil merealisasikan penanaman jagung hibrida seluas 509 hektar, melampaui target awal sebesar 487 hektar.
Kegiatan penanaman dipusatkan di Lahan Baku Sawah (LBS) Desa Windujanten, Kecamatan Kadugede, pada Jumat, 25 Juli 2025. Inisiatif ini menjadi bagian integral dari program nasional sektor pertanian sekaligus bentuk dukungan konkret Polri terhadap ketahanan pangan.

Wakapolres Kuningan, Kompol Deny Rahmanto, menyampaikan bahwa keterlibatan institusi kepolisian dalam program ini merupakan tindak lanjut atas instruksi Kapolri yang mendorong seluruh jajaran untuk berperan aktif dalam pembangunan nasional, termasuk di sektor pertanian.
“Kami hadir bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk membangun masa depan. Melalui penanaman jagung hibrida ini, kami ingin membangkitkan semangat petani dan seluruh elemen masyarakat guna bersama-sama menciptakan kemandirian pangan,” ungkapnya.

Kompol Deny menambahkan, capaian luas tanam yang melampaui target adalah hasil sinergi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari kelompok tani, perangkat desa, BUMDes, hingga pemerintah kecamatan. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian turut memberi dukungan teknis penuh dalam proses ini.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., mengapresiasi tinggi peran aktif Polres Kuningan dalam mendukung gerakan tanam jagung hibrida.
“Kami menyambut kolaborasi ini dengan penuh semangat. Ini bukan sekadar aksi tanam, tetapi momentum strategis untuk mempercepat swasembada jagung. Fokus kami di daerah saat ini adalah mengoptimalkan dua komoditas prioritas: padi dan jagung,” ujarnya.

Ia menjelaskan, program Luas Tambah Tanam (LTT) jagung tahun 2025 didukung oleh bantuan benih dari Kementerian Pertanian, yang disalurkan langsung kepada kelompok tani. Selain itu, penyuluh pertanian turut terjun langsung ke lapangan untuk memastikan seluruh proses budidaya berjalan sesuai standar.
“Ketahanan pangan tidak dapat dibangun oleh satu lembaga saja, melainkan melalui kolaborasi lintas sektor. Oleh karena itu, pendampingan teknis menjadi aspek penting dalam setiap fase tanam,” tegas Dr. Wahyu.

Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa kekuatan sebuah negara terletak pada sinergi antara aparat, pemerintah, dan masyarakat. Sebuah langkah bersama yang tidak hanya menanam jagung, tetapi juga harapan untuk masa depan pangan Indonesia yang mandiri dan berkelanjutan.

/Moris