Journal Gamas

Label


lisensi

Red
Juli 16, 2025, 20.32 WIB
Last Updated 2025-07-16T13:32:17Z
HeadlinePendidikan

Diskominfo Kuningan Tanamkan Nilai Pancasila pada Pelajar SMK Tingkatkan Kesadaran Digital

Advertisement

KUNINGAN - JOURNALGAMAS.COM,-
Era digital membuka banyak peluang sekaligus tantangan, khususnya bagi generasi muda yang tumbuh di tengah arus informasi cepat dan tak terbatas. Untuk membekali para pelajar agar bijak dan sehat dalam menggunakan teknologi, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kuningan hadir dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Auto Matsuda, Desa Kutaraja, Kecamatan Maleber, Rabu (16/7/2025).

Nana Suhendra, M.Pd., selaku narasumber dari Diskominfo, membawakan materi bertajuk “Etika Bermedsos dan Pengelolaan Screen Time: Bijak di Dunia Maya, Sehat di Dunia Nyata.” Materi ini mendapat antusiasme tinggi dari siswa kelas X yang merasakan langsung tantangan dunia digital dalam keseharian mereka.
“Teknologi itu hanya alat, kita yang harus mengendalikannya. Jangan sampai justru kita yang dikendalikan,” tegas Nana kepada para peserta.

Dalam pemaparannya, Nana menyampaikan data bahwa hingga 2025, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 212 juta jiwa, atau sekitar 74,6% dari total populasi. Sebanyak 143 juta di antaranya aktif di media sosial seperti YouTube, Facebook, TikTok, Instagram, dan X (Twitter).

Ia mengajak siswa untuk menggunakan media sosial dengan etika, mulai dari berpikir sebelum mengunggah, menghindari komentar negatif, menjaga jejak digital, serta menolak konten hoaks, SARA, pornografi, hingga cyberbullying.
Nana juga menyoroti pentingnya mengatur screen time. Rata-rata orang Indonesia menghabiskan lebih dari 5 jam 30 menit per hari menatap layar, yang berpotensi menurunkan kualitas tidur, konsentrasi belajar, hingga memengaruhi kesehatan mental.

Sebagai solusi, siswa diperkenalkan pada fitur digital wellbeing di perangkat mereka dan diajak menerapkan zona bebas gawai pada waktu-waktu tertentu, seperti saat belajar, makan bersama keluarga, dan menjelang tidur.

Tak kalah penting, Nana menekankan perlunya menerapkan nilai-nilai Pancasila di dunia digital, seperti menghargai perbedaan, menjaga persatuan, serta menyebarkan konten positif.
“Pancasila jangan hanya dihafal, tapi juga diterapkan di media sosial. Jaga ucapan, hargai pendapat, dan sebarkan kebaikan,” pesannya.
Sesi berlangsung interaktif. Salah satu siswa, Siska, mengaku baru menyadari dampak digital fatigue terhadap kesehatan mentalnya.
“Baru tahu kalau begadang karena HP bisa bikin suasana hati nggak stabil dan susah fokus,” ujarnya.

Perwakilan panitia MPLS, Adit Aditya, menyambut baik materi dari Diskominfo dan menilai topik ini sangat relevan dengan kondisi remaja saat ini.
“Satu postingan bisa berdampak besar. Anak-anak harus belajar berpikir sebelum posting,” tutup Adit.
Kegiatan ini menjadi langkah penting untuk membentuk generasi digital yang tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga memiliki karakter dan etika dalam berinteraksi di dunia maya.


/Moris